Monday, 24 February 2014

Heran

Ada keheranan sendiri mendengar suara itu, ibarat bulan yang meminjam cahaya matahari di malam, lalu mengembalikannya di petang. Setelah itu, Ya hilang seketika.
dan juga bagai kayu dengan sebilah pedang untuk menebasnya. Bagian pohon itu ditebasnya oleh manusia antah berantah, lalu pergilah dua makhluk itu entah kemana.

"Sungguh, kemanakah orang-orang dengan sekuntum mawar ditangannya? orang-orang yang menjanjikan kebaikan dulu? mereka diam, hilang tanpa jejak, sekadar menyapa pun tak."

"Aku heran, kemanakah sang pemimpi? aku tergugu melihat foto kenangan itu, foto di memori otak yang tak akan hilang, kalaupun hilang, dia bisa kembali lagi. Dia tak akan tersesat."

"Aku juga heran dengan kawan juang, mereka mengaku setia, tapi... Lihatlah!! Dia pergi tanpa pamit, kau lihat itu? Kaupun sama. Sama seperti mereka.



Tertanda,

Hythara Afhrast.

0 comments:

Post a Comment

 
;