Aku JATUH.
-----------------------------------------------------------------------------------
Aku disini seumpama di dalam sumur yang sangat dalam
sumur yang tak ada air sama sekali.
sumur yang kosong dan sempit pula
Sumur yang gelap tanpa penerangan
Tanpa Cahaya sedikit pun.
Gelap.
Gelisah.
Gusar.
Aku Rasakan.
Dan di dalam sumur itu.
Disana ada tangga yang ditemani api.
yang terbalut dengan api.
Lihatlah!
Aku sendirian disini.
Kau tahu?
Kau tak pernah mengerti.
Dan aku pun pelan-pelan mendekati tangga itu.
Aku tahu itu panas..
Tapi Kau tahu?
TIDAK, Tentu TIDAK!
Jangan mendekat, kataku dalam hati..
Aku harus mendekat
aku harus menyambung kembali asa yang telah putus dahulu
pelan-pelan aku mendekat lagi ke tangga penuh dengan api merah menyala-nyala
"Krek..Krekk, Krekk."
Hentakan sepatu tua ku berbunyi ringan.
makin lama aku makin dekat dengan tangga itu
Aku mencoba untuk naik ke tangga itu.
JANGAANNNNNNN!!! "Hati besarku berbicara."
tapi, aku HARUS NAIK!!
Tak ada pilihan,, "Hati kecilku mulai berbicara."
Aku pun mulai naik...
TAPIII... TUNGGU DULU!!!
Sebelum itu aku harus mengambil sebalok es kecil .. aku harus membawanya
Aku pun mulai menaikinya
pelan-pelan aku memegang celah-celah di tangga yang tak terkena api..
Aku harus naik,
aku pun naik.
pelan-pelan aku menaiki tangga itu
walaupun tangga itu panas, aku harus tetap sampai ke dasar sumur.
mencari cahaya matahari walau sedikit
sedikit-sedikit, tapi akan menjadi bukit
hanya ada sebalok kecil es di genggamanku,
es yang boleh memadamkan api di tangga itu walau sedikit saja
Aku terlukaa,
Ah sudahlahh
aku lupakan sakit itu
aku harus tetap maju ke atas
aku harus tetap naik ke atas
Harus menemukan cahaya matahari
Harus.
Di tangga itu terdapat ular-ular yang mendesis ganas.
lidahnya menjulur kedepan seakan-akan siap menerkam.
kelaparan akan kejahatan
aku siap menghadapinya
Kalau boleh aku terkam duluan
Aku hanya bisa berlindung dibawahMu.
Goresan Tinta ~by: Athirah Safra
0 comments:
Post a Comment